![]() |
| KOMPAK: Foto bersama peserta kegiatan Taklimat Media oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan - Foto Dok Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan berhasil mencatat capaian kinerja maksimal sepanjang tahun 2025. Seluruh target program kebahasaan dan kesastraan dinyatakan tercapai 100 persen, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk isu keterbatasan anggaran dan kebutuhan penguatan kolaborasi lintas sektor.
Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Armiati Rasyid, dalam kegiatan penyampaian kinerja kepada awak media di Banjarbaru, Jumat (19/12/2025).
Ia menyebut keberhasilan tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang selama ini berkontribusi aktif dalam program pelindungan bahasa, pembinaan sastra, serta penguatan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik.
“Alhamdulillah, seluruh capaian kinerja Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2025 tercapai 100 persen. Ini menjadi modal penting untuk terus meningkatkan kualitas layanan kebahasaan dan kesastraan agar manfaatnya semakin dirasakan masyarakat,” ujar Armiati.
Menurut Armiati, salah satu fokus utama Balai Bahasa ke depan adalah memperkuat kolaborasi dengan pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten dan kota. Selama ini, dukungan yang diberikan dinilai cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan melalui kerja sama yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
“Kolaborasi dengan pemerintah daerah sangat menentukan keberhasilan program kebahasaan dan kesastraan. Ke depan kami berharap dukungan tersebut dapat diformalkan dalam bentuk perjanjian kerja sama atau nota kesepahaman agar pelaksanaan program lebih optimal,” jelasnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini baru empat pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yang telah menjalin kerja sama secara resmi. Padahal, sejumlah program strategis Balai Bahasa, seperti pengawasan penggunaan bahasa Indonesia dan pelindungan bahasa daerah, membutuhkan dukungan kuat dari pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
Di sisi lain, Armiati juga mengakui adanya tantangan baru menjelang tahun mendatang, khususnya terkait informasi pemangkasan anggaran yang baru diterima dalam pekan ini. Meski demikian, ia menegaskan Balai Bahasa tetap berkomitmen menjaga capaian kinerja dengan melakukan penyesuaian strategi dan memperkuat sinergi.
“Pemangkasan anggaran tentu menjadi tantangan tersendiri. Namun kami akan menyiasatinya dengan strategi yang lebih efektif serta memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Armiati menegaskan, kolaborasi menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan program kebahasaan dan kesastraan di Kalimantan Selatan, terutama di tengah keterbatasan anggaran dan tantangan pelestarian bahasa daerah di era modern.
Penulis: H. Faidur

