Trending

Proses Pemilihan Direktur Politala Memanas, Pendiri dan Alumni Desak Transparansi serta Netralitas

RAMAI: Suasana apel di Kampus Politeknik Negeri Tanah Laut beberapa waktu lalu - Foto Dok Istimewa

RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Proses pemilihan Direktur Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala) periode 2025–2029 kini memasuki babak penting. Publik menantikan pengumuman tiga besar calon direktur yang dijadwalkan pada, Senin (26/5/2025).

Namun, tensi mulai menguat seiring dengan berkembangnya berbagai isu seputar proses seleksi yang dinilai rawan intervensi. Sejumlah elemen masyarakat, termasuk salah satu tokoh pendiri Politala, Ir. Riyadi, M.A.Cd., menekankan pentingnya menjaga independensi dan objektivitas dalam setiap tahap pemilihan.

"Yang penting prosesnya terbuka, adil, dan tidak ditunggangi kepentingan lain. Politala adalah milik masyarakat Tanah Laut. Siapapun yang terpilih, harus memenuhi kriteria kepemimpinan visioner dan integritas tinggi," ujarnya kepada awak media, Minggu (25/5/2025).


Riyadi juga mendesak agar panitia segera mengumumkan tiga besar kandidat secara tepat waktu. Keterbukaan informasi menjadi penting demi menjaga kepercayaan publik terhadap proses yang telah ditempuh.

"Selain itu, keterlibatan stakeholder untuk memberi masukan juga hal penting yang harus dilakukan. Semuanya untuk membawa kampus Politala lebih siap dalam menyongsong era Indonesia Emas dan Society 5.0," ucapnya.

“Politala harus tetap menjadi kampus kebanggaan daerah, dan itu dimulai dari cara kita memilih pemimpinnya,” sambung Riyadi.

Sementara itu, beredar kabar bahwa ketiga nama teratas berasal dari kalangan internal kampus. Namun, muncul pula spekulasi adanya upaya mendorong calon eksternal tertentu yang dinilai membawa "muatan kepentingan".

Menyikapi hal itu, salah satu alumni Politala yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan siap untuk mengambil langkah maju menghadap Dirjen Dikti jika proses pemilihan pimpinan Politala terbukti ditunggangi kepentingan segelintir pihak.

"Kami atas nama alumni tidak segan untuk melakukan hal itu (menghadap Dirjen Dikti -red). Bahkan kami siap menggelar demo di Kemdiktisaintek RI jika terbukti ada 'permainan kotor' dalam proses pemilihan Direktur Politala nanti," tegasnya.

Ia mengungkapkan bahwa langkah itu semata-mata untuk menjaga muruah Politala yang telah berdiri sejak 25 September 2009. "Politala bukan sebatas tempat untuk mendapatkan gelar. Ia (Politala -red) sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Tidak mudah merubah status yang dulunya swasta menjadi negeri dan berkembang hingga kini," bebernya.

"Jadi, jika ada pihak yang mencoba 'bermain' untuk kepentingan pribadi. Maka kami (alumni -red) pastikan tidak akan diam," tutupnya.

Penulis: H Faidur 

Lebih baru Lebih lama