Trending

Kaltim Siap Maksimalkan Kuota 12.000 Hektare Cetak Sawah pada 2026, Hambatan 2025 Akan Diselesaikan

SOSOK: Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji - Foto Dok Adpim Pemprov Kaltim 

RILISKALIMANTAN.COM, KALTIM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menargetkan dapat menyerap penuh program cetak sawah seluas 12.000 hektare yang dialokasikan pemerintah pusat pada 2026. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa daerah sudah menyiapkan langkah percepatan agar seluruh kuota yang disediakan kementerian dapat digarap secara maksimal.

Menurutnya, rapat koordinasi lintas kementerian akan segera dilakukan guna memastikan seluruh alokasi dialihkan ke Kaltim. 

“Tahun 2026 ini kita ingin 12.000 hektare itu bisa terserap ke Kaltim semuanya,” ungkapnya pada Senin (1/12/2025).


Program tersebut merupakan kelanjutan dari cetak sawah 2025 yang awalnya direncanakan seluas 1.800 hektare. Namun, realisasi tahun ini diperkirakan hanya sekitar 1.000 hektare akibat kendala peraturan daerah di sejumlah kabupaten. Salah satu contoh terjadi di Mahakam Ulu (Mahulu), di mana 200 hektare lahan yang seharusnya dikerjakan harus ditunda karena Detail Engineering Design (DED) belum selesai.

“Yang 800 hektare itu masih ada hambatan masalah peraturan daerah. Ada beberapa tempat, salah satunya Mahakam Ulu yang belum selesai. Nanti kita geserkan ke Murni 2026,” jelasnya.

Untuk 2026, program cetak sawah termasuk pembukaan lahan baru dengan estimasi anggaran sekitar Rp30 juta per hektare, yang akan dikucurkan langsung kementerian kepada dinas pertanian daerah. Enam wilayah ditetapkan sebagai sasaran lokasi pembukaan lahan, yakni Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Paser, Berau, Kutai Timur, dan Kutai Barat.

Seno juga menjelaskan kondisi terbaru lahan sawah di Kaltim. Saat ini terdapat 54.000 hektare Lahan Baku Sawah (LBS), dengan sekitar 33.000 hektare yang masih aktif ditanami. Sementara itu, 21.000 hektare lainnya tergolong lahan bera karena tidak lagi layak tanam setelah lama tidak digunakan.

“Ini yang mau kita olah kembali menjadi optimalisasi lahan tipe berat. Tipe ini berbeda dengan optimalisasi lahan ringan, sehingga anggarannya pun berbeda,” paparnya.

Pemprov Kaltim menilai kombinasi antara pembukaan sawah baru dan optimalisasi lahan bera akan mampu meningkatkan kapasitas produksi padi dalam beberapa tahun mendatang. Program 12.000 hektare cetak sawah pada 2026 disebut sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus mengurangi ketergantungan pasokan beras dari luar wilayah.

Penulis: Dy

Lebih baru Lebih lama