![]() |
| Disdag Kalsel menggelar Diseminasi Penyebarluasan Informasi Pasar Ekspor. Foto-dok.Diskominfo Kalsel |
UMKM terbukti menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia, mencapai 96,92%, dan berkontribusi sekitar 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Selain berperan dalam ekonomi domestik, UMKM juga memiliki potensi signifikan sebagai penyumbang devisa melalui aktivitas ekspor. Namun saat ini, dari lebih dari 65 juta UMKM, kontribusi terhadap ekspor baru mencapai 14,7%, menunjukkan masih terbukanya peluang yang sangat luas untuk peningkatan kapasitas ekspor UMKM.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Ahmad Bagiawan, menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk menjembatani UMKM agar mampu naik kelas dan memasuki pasar global.
“UMKM kita adalah tulang punggung ekonomi rakyat. Karena itu, penting bagi kita untuk memberikan perhatian lebih, bukan hanya untuk keberlangsungan usaha mereka, tetapi juga agar mereka mampu beradaptasi dengan teknologi, memahami pasar, dan siap menembus ekspor,” ujar Gia sapaan akrabnya di Banjarmasin, Kamis (20/11/2025).
Ia menyampaikan bahwa potensi UMKM Indonesia sebenarnya sangat besar, namun dibutuhkan strategi bersama untuk mendorong UMKM lebih aktif dalam perdagangan internasional.
“Dari sisi potensi, produk UMKM kita sangat layak masuk pasar ekspor. Tapi kontribusinya masih terbatas. Kita membutuhkan sinergi seluruh pihak untuk membuka akses pasar, meningkatkan pengetahuan pelaku usaha, dan menambah wawasan agar produk UMKM Kalsel mampu bersaing di pasar global,” tambahnya.
Gia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Perdagangan RI yang telah melaksanakan kegiatan diseminasi di Kalimantan Selatan.
“Kami sangat menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan Kemendag ini. Ini sejalan dengan keinginan Gubernur H. Muhidin untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata sesuai visi Kalsel Bekerja. Kami ingin UMKM Kalsel mampu menduniakan produknya dan meningkatkan ekspor daerah, agar Kalsel tidak terus bergantung pada produk primer seperti batubara yang masih mendominasi lebih dari 80% ekspor,” tegasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dwinanto Rumpoko, Ketua Tim Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Kementerian Perdagangan RI, yang secara langsung menyampaikan materi mengenai peluang, prosedur, dan dinamika ekspor terkini. Kehadirannya disambut hangat oleh jajaran Disdag Kalsel beserta para pelaku usaha.
Dwinanto menyebutkan bahwa penyampaian informasi ekspor kepada daerah seperti Kalimantan Selatan sangat penting untuk mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain memberikan pemahaman, pertemuan ini juga membuka peluang besar bagi Kalsel untuk mewujudkan rencana pembangunan Export Centre—fasilitas layanan ekspor terpadu yang akan mempermudah pelaku usaha dalam memproses dan mengakses kebutuhan ekspor.
Kepala Disdag Kalsel, Ahmad Bagiawan, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memenuhi persyaratan pendirian Export Centre.
“Kami sedang menyiapkan seluruh kelengkapan yang disyaratkan oleh Kementerian Perdagangan. Keinginan kami jelas: tahun depan Kalsel harus punya Export Centre. Di sini akan ada loket SKA, layanan bea cukai, hingga pusat informasi ekspor yang memudahkan pelaku usaha,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa kehadiran Export Centre sangat ditunggu oleh para pelaku usaha yang hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut.
“Harapan UMKM sangat besar. Dengan adanya Export Centre, proses ekspor akan lebih cepat, lebih jelas, dan lebih dekat. Kami mohon dukungan semua pihak agar rencana ini bisa terwujud tahun depan,” tutup Gia.
Kegiatan Diseminasi Penyebarluasan Informasi Pasar Ekspor ini menjadi langkah nyata kolaborasi pusat dan daerah dalam memberdayakan UMKM agar lebih kompetitif di pasar global.
Melalui peningkatan pengetahuan, sinergi program, dan rencana pendirian Export Centre, Kalsel semakin mantap menyiapkan UMKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi yang mandiri, maju, dan mendunia.
Sumber: Diskominfo Kalsel

