![]() |
| PROGRAM KESELAMATAN: Program berbasis domisili korban, langkah baru Jasa Raharja turunkan kecelakaan -Foto dok Jasa Raharja |
RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Jasa Raharja terus menghadirkan pendekatan baru dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas dengan menggandeng aparatur kecamatan dan desa di berbagai wilayah Indonesia. Melalui kampanye keselamatan yang dilaksanakan serentak di 52 loket, perusahaan mendorong terbentuknya agen-agen keselamatan di tingkat akar rumput untuk memperkuat budaya tertib berlalu lintas di komunitas masing-masing.
Program bertajuk “Intensifikasi Keselamatan Transportasi Berbasis Domisili Korban melalui Pemberdayaan Aparatur Kecamatan dan Desa” ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan bertema Keselamatan untuk Indonesia Maju. Inisiatif tersebut dirancang untuk memperkuat strategi keselamatan transportasi berbasis domisili korban sebagai pendekatan baru yang lebih menekankan perubahan perilaku masyarakat. Selama ini, upaya keselamatan masih banyak terfokus pada penanganan sepuluh titik rawan kecelakaan teratas. Namun dominasi faktor human error menunjukkan perlunya langkah yang lebih komprehensif dan menyentuh tataran komunitas.
Aparatur kecamatan dan desa dinilai memiliki posisi strategis dalam pendekatan ini. Dengan kedekatan sosial dan pemahaman terhadap karakteristik wilayah, mereka dipandang mampu menjadi Agen Keselamatan Transportasi yang efektif. Kehadiran mereka memungkinkan terjadinya proses edukasi, pengawasan, dan pendampingan yang lebih intensif serta berkelanjutan. Pendekatan socio engineering melalui aparatur lokal ini juga membuka peluang multiplier effect, di mana satu aparatur dapat menjangkau ratusan warga di wilayahnya.
Plt. Direktur Utama Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk aksi nyata perusahaan dalam memberikan layanan terbaik sekaligus memperluas dampak kampanye keselamatan.
“Kami ingin memastikan program keselamatan berjalan dari tingkat komunitas, dipimpin oleh figur yang dihormati masyarakat setempat. Pendekatan berbasis domisili korban membantu kami melihat pola risiko secara lebih jelas, sehingga intervensi dapat diberikan di tempat yang paling membutuhkan,” ujar Dewi.
Program ini menyasar peringkat tiga teratas kecamatan dengan domisili korban kecelakaan di 10 wilayah pareto nasional, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Utara, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Banten, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan. Total terdapat 156 kecamatan sasaran, dengan estimasi 10.920 aparatur kecamatan dan desa yang terlibat sebagai Agen Keselamatan Transportasi.
Kegiatan berlangsung mulai November hingga Desember 2025 dan menghadirkan narasumber dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk kepolisian dan pakar keselamatan transportasi. Setiap sesi memuat empat tahapan utama, yakni:
- Sosialisasi data oleh Jasa Raharja untuk meningkatkan kesadaran risiko.
- Edukasi solusi oleh kepolisian, Jasa Raharja, dan para ahli.
- Diskusi interaktif untuk menghasilkan gagasan konkret di wilayah masing-masing.
- Deklarasi komitmen sebagai penguatan moral dalam menjalankan peran agen keselamatan.
Dewi menegaskan pentingnya memahami pola risiko serta kondisi sosial masyarakat sebelum melakukan intervensi keselamatan.
“Pendekatan keselamatan harus berangkat dari pemahaman yang utuh tentang pola risiko dan kondisi sosial masyarakat. Karena itu, keterlibatan aparatur kecamatan dan desa menjadi kunci agar pesan keselamatan tidak hanya disampaikan, tetapi benar-benar dihidupi warga dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Melalui pendekatan berbasis domisili korban dan pemberdayaan aparatur kecamatan serta desa, program ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem keselamatan yang menyentuh perilaku masyarakat secara langsung. Jasa Raharja menargetkan meningkatnya pemahaman peserta, terlaksananya rencana aksi berkelanjutan, serta turunnya angka kecelakaan di wilayah-wilayah prioritas.
Jasa Raharja optimistis bahwa kolaborasi intensif dengan pemangku kepentingan lokal akan mempercepat transformasi budaya keselamatan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Sumber: Jasa Raharja

.jpeg)