![]() |
Bupati Tanah Laut, H. Rahmat Trianto membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahun 2025 di Algoritma Resto, Pelaihari. Foto-dok. Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Pemerintah Kabupaten Tanah Laut secara resmi memulai langkah ambisius untuk menekan angka pengangguran sekaligus meningkatkan daya saing tenaga kerja. Hal ini ditandai dengan pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahun 2025 di Algoritma Resto, Pelaihari, Selasa (30/9/2025).
Acara tersebut menjadi momentum bagi Bupati Tanah Laut, H. Rahmat Trianto, untuk meluncurkan program pelatihan sekaligus menyampaikan kritik tajam kepada perusahaan-perusahaan lokal.
Bupati Rahmat mengapresiasi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) atas program pelatihan yang selaras dengan 25 program unggulan Pemkab. Ia menyebut, meski angka kemiskinan berhasil ditekan dari 3,74 menjadi 3,00, tantangan pengangguran dan kemiskinan tetap menjadi pekerjaan rumah serius.
Dalam sambutannya, Bupati Rahmat tak menyembunyikan kegelisahannya terhadap praktik perusahaan di daerahnya. Ia menilai, banyak perusahaan telah lama mengeruk hasil bumi Tanah Laut, namun kontribusinya terhadap masyarakat masih minim.
“Sudah berapa lama mengambil hasil bumi Tanah Laut tapi tidak merasa menjadi bagaimana? Jangan mengaku cinta Tanah Laut tapi harus seperti ini, tidak dipikirkan,” tegasnya.
Selain itu, Bupati juga menyoroti dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka kemiskinan di wilayahnya. Kondisi tersebut memperkuat urgensi program pelatihan kerja.
Sementara itu, Kepala Disnakerperin, Masturi, memaparkan sejumlah program yang dijalankan tahun ini. Antara lain Pelatihan Operator Pesawat Angkat dan Angkut (Forklift), Pelatihan Bahasa Jepang, Pelatihan Public Speaking, serta Pemagangan Dalam Negeri Berbasis Pengguna.
Untuk program pemagangan tahun 2025, Masturi menyebutkan sebanyak 12 peserta akan ditempatkan di empat perusahaan dan satu yayasan, yakni:
- PT PLN Indonesia Power UP Asam-asam: 2 orang (Mekanik Listrik).
- PT Panen Embun Kemakmuran: 5 orang (Produksi dan Pemasaran).
- PT Wahyu Putra Ramadan: 2 orang (Mekanik).
- Sebuah yayasan di Jorong.
Menurut Masturi, paket pemagangan ini dirancang dengan sistem perencanaan rekrutmen dari pihak penyelenggara. Tingkat serapan peserta magang pun cukup tinggi, mencapai hampir 98%. Namun, keterbatasan anggaran membuat durasi pemagangan tahun ini dipangkas dari lima bulan menjadi tiga bulan.
Selain pemagangan berbasis lowongan kerja, Disnakerperin juga menginisiasi model pelatihan baru dengan merintis Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta di bidang pertanian dalam arti luas. Program ini mencakup peternakan, perkebunan, perikanan, hingga hortikultura.
“Inovasi LPK ini untuk menarik fresh graduate atau anak-anak muda yang belum jadi petani, belum minat jadi petani, supaya mau terjun ke bidang pertanian. Jadi ini pintu awal untuk mencintai pertanian,” jelas Masturi.
Berbeda dengan pemagangan yang berorientasi pada pengisian lowongan kerja, LPK pertanian lebih menekankan pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menciptakan pekerja mandiri. Sasaran utamanya adalah generasi milenial dan Gen Z agar memiliki pilihan karier di luar sektor ekonomi kreatif.
“Kalau yang LPK, latihan dulu, nanti menciptakan pekerja mandiri,” pungkas Masturi.
Penulis: Lutfi