![]() |
PELATIHAN: Kegiatan Capacity Building Jurnalis Ekonomi yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan - Foto Dok Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Dalam upaya memperkuat kapasitas insan pers di era digital, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Capacity Building Jurnalis Ekonomi dengan fokus pada pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam penulisan berita dan artikel ekonomi. Kegiatan ini berlangsung di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 23–26 Juni 2025, dan dibuka langsung oleh Kepala Perwakilan BI Kalsel, Fadjar Madjardi, Selasa (24/6/2025).
Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Jurnalis Ekonomi Banua tampak antusias mengikuti pelatihan ini. Pada hari kedua, BI menghadirkan narasumber utama Mahendra Dwifebri Purbolaksono, akademisi dan pakar AI dari Universitas Telkom, yang membawakan materi tentang praktik optimalisasi teknologi kecerdasan buatan dalam dunia jurnalistik ekonomi.
Dalam sambutannya, Fadjar Madjardi menegaskan bahwa kehadiran AI tidak untuk menggantikan peran jurnalis, melainkan sebagai alat bantu yang mampu meningkatkan efektivitas kerja dan memperkaya konten pemberitaan.
"AI bisa membantu mengecek fakta, menyempurnakan tata bahasa, mencari data sekunder, bahkan memberi alternatif sudut pandang dalam menulis berita. Tapi tentu saja, akurasi tetap tanggung jawab kita sebagai jurnalis," ujar Fadjar.
Ia menambahkan bahwa kecerdasan buatan kini tak lagi bersifat statis. “AI terus berkembang, ia belajar dari interaksi, bahkan dari sesama AI. Tapi tetap, kita harus kritis karena hasilnya tidak selalu sempurna,” jelasnya.
Menurut Fadjar, di tengah perkembangan teknologi yang pesat, wartawan perlu beradaptasi dan terbiasa memanfaatkan AI dalam pekerjaan sehari-hari. Ia bahkan mengakui telah rutin menggunakan AI untuk menyusun materi pidato maupun mencari sudut pandang alternatif saat waktu terbatas.
"Ini bukan sekadar pelatihan teknis, tapi juga momen penting untuk membangun ekosistem jurnalisme yang adaptif, kreatif, dan berbasis data," ungkapnya.
Fadjar juga menyoroti data dari Reuters Institute Digital News Report 2024 yang menunjukkan bahwa 65% jurnalis di Asia Tenggara telah menggunakan AI, namun hanya 20% di antaranya yang mendapat pelatihan formal. “Inilah nilai lebih dari kegiatan ini. Teman-teman berkesempatan mendapatkan pembekalan langsung, bukan sekadar belajar otodidak,” tandasnya.
Ia juga mengaitkan pentingnya penguasaan AI dalam mendukung liputan isu-isu ekonomi lokal, termasuk dalam mengakses dan mengolah data secara efisien. “Kita butuh jurnalis ekonomi yang adaptif dengan teknologi. Apalagi Kalsel punya potensi besar dan kompleksitas isu ekonomi yang harus terus dikawal lewat pemberitaan yang akurat dan bermutu,” tutup Fadjar.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Bank Indonesia untuk mendorong literasi digital, inklusi teknologi, serta memperkuat sinergi antara lembaga keuangan dan media dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Penulis: Realita Nugraha