RILISKALIMANTAN.COM, KALTENG – Perusahaan kehutanan asal Jepang, Sumitomo Forestry, menjalin kemitraan dengan Pemerintah Desa Tumbang Mangkutup, Kalimantan Tengah, dalam rencana proyek restorasi dan pengelolaan ekosistem gambut di kawasan eks Proyek Lahan Gambut (PLG) atau Ex-Mega Rice Project.
Rencana tersebut disampaikan dalam kegiatan konsultasi publik yang digelar di Ballroom Hotel Bahalap, Palangka Raya, Rabu (25/6/2025). Acara ini dihadiri sejumlah pejabat nasional dan perwakilan lembaga internasional, termasuk perwakilan dari Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan RI serta Senior Representative dari Japan International Cooperation Agency (JICA), Sato Akira.
Mewakili Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Anshar, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Sumitomo Forestry dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan di Kalimantan Tengah.
“Kami menyambut baik rencana proyek restorasi ini. Kolaborasi seperti ini penting untuk memastikan keberlanjutan ekosistem gambut serta memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal,” ujar Anshar.
Dalam pemaparannya, Deputy Divisional Manager Forest Carbon Sink Business Department dari Sumitomo Forestry, Tsuyoshi Kato, menjelaskan bahwa perusahaan akan mengembangkan proyek restorasi di atas lahan seluas 19.000 hektare. Fokus utama proyek ini adalah menemukan metode pengelolaan lahan gambut yang tepat serta meningkatkan akurasi dalam perhitungan emisi karbon dari lahan gambut.
“Kami berharap proyek ini tidak hanya memberikan dampak lingkungan yang positif, tetapi juga membuka peluang ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar, termasuk dalam bentuk budidaya tanaman ramah gambut,” ungkap Tsuyoshi Kato.
Sementara, Kepala Desa Tumbang Mangkutup, Suriato, menyambut baik kemitraan ini dan berharap proyek berjalan dengan keterlibatan aktif pemerintah desa. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan proyek sebaiknya dilakukan melalui satu pintu koordinasi agar implementasi di lapangan dapat terkontrol dengan baik dan sesuai harapan masyarakat.
“Kami menerima kolaborasi ini dengan tangan terbuka. Namun, pelaksanaan proyek harus melalui mekanisme yang terkoordinasi, agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat kami,” kata Suriato.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pemerintah desa siap bersinergi untuk memastikan kegiatan restorasi membawa dampak nyata dan tidak menimbulkan potensi konflik kepentingan.
Proyek restorasi ini menjadi bagian dari inisiatif global pengendalian perubahan iklim dan penguatan ekonomi berbasis lingkungan, sekaligus mempertegas peran Kalimantan Tengah sebagai wilayah kunci dalam konservasi ekosistem gambut Indonesia.
Penulis: Sugianto