Trending

Pemkot Banjarmasin Tegaskan Komitmen Perlindungan Anak, Soroti Tiga Isu Krusial

BERDIRI: Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj. Ananda, saat menghadiri sosialisasi tentang tantangan sosial yang dihadapi generasi muda - Foto Dok Istimewa

RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Pemerintah Kota Banjarmasin menaruh perhatian serius terhadap perlindungan anak di tengah meningkatnya tantangan sosial yang dihadapi generasi muda. Dalam kegiatan sosialisasi yang digelar di Banjarmasin Creative Hub, Rabu (4/6/2025), tiga isu utama menjadi sorotan: kekerasan terhadap anak, anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), serta praktik perkawinan anak.

Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj. Ananda, yang membuka kegiatan tersebut secara langsung, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam melihat potensi pelanggaran hak-hak anak yang kian kompleks, baik di dunia nyata maupun digital.

"Angka kekerasan seksual terhadap anak terus menunjukkan tren mengkhawatirkan. Ironisnya, sebagian besar pelaku berasal dari lingkungan terdekat korban bahkan keluarga sendiri," ujar Ananda dalam sambutannya.


Lebih lanjut, Ananda mengungkap fenomena mengganggu yang kini marak di dunia maya, yakni keberadaan kelompok di media sosial yang justru mempromosikan praktik incest. Ia menyebutnya sebagai bentuk kejahatan terorganisir yang harus diberantas secara serius.

"Tak boleh ada ruang toleransi terhadap kekerasan, eksploitasi, maupun pelecehan anak baik secara fisik maupun digital," tegasnya.

Terkait anak yang berhadapan dengan hukum, Wakil Wali Kota menekankan pentingnya pendekatan keadilan restoratif. Menurutnya, banyak anak pelaku tindak pidana justru merupakan korban dari kegagalan lingkungan dalam mendukung tumbuh kembang mereka.

"Anak tetaplah anak. Mereka butuh dipulihkan, bukan dihukum tanpa solusi," ucap Ananda.

Isu ketiga yang tak kalah penting adalah tingginya angka perkawinan anak. Di Kalimantan Selatan, termasuk Banjarmasin, praktik ini masih marak dan dipicu oleh faktor kemiskinan, minimnya pendidikan, serta tekanan budaya.

"Perkawinan anak bukan solusi. Justru itu memicu rantai persoalan lain, seperti putus sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, dan kemiskinan yang terus berulang lintas generasi," jelasnya.

Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin, M. Ramadhan, beserta jajaran lintas sektor.

Wakil Wali Kota berharap sosialisasi ini menjadi pemicu perubahan nyata dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari instansi pemerintah, lembaga hukum, pendidik, tokoh masyarakat, hingga orang tua di rumah.

"Ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah seruan kolektif kita untuk memastikan setiap anak di Banjarmasin tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan bermartabat," tutupnya.

Penulis: Realita Nugraha 

Lebih baru Lebih lama