![]() |
BERI KETERANGAN: Menteri Kebudayaan Fadli Zon - Foto Dok Nett |
RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA- Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkap alasan tak ada istilah orde lama dalam judul 10 jilid buku hasil penulisan ulang sejarah Indonesia yang sedang dikerjakan oleh pemerintah.
Fadli mengatakan perubahan istilah itu dilakukan lantaran selama ini pemerintahan sebelum Orde Baru itu tidak pernah menyebut pemerintahannya sebagai Orde Lama.
"Jadi sebenarnya itu para sejarawan yang membuat ya, kalau kita lihat istilah Orde Lama, pemerintahan Orde Lama, tidak pernah menyebut dirinya Orde Lama, kalau Orde Baru memang menyebut itu adalah Orde Baru," kata Fadli usai rapat kerja dengan Komisi X, senin (26/5/2025) lalu di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Lebih lanjut, dirinya mengklaim perubahan istilah itu dilakukan agar perspektif yang digunakan dalam sejarah baru Indonesia ini lebih netral dan inklusif.
"Jadi sebenarnya itu juga perspektif yang kita ingin membuat lebih inklusif, lebih netral," ujarnya.
Adapun dalam rapat kerja ini Fadli mengungkap judul-judul jilid buku sejarah yang tengah ditulis oleh tim penulis ulang sejarah Indonesia.
Dari 10 judul jilid buku yang dipaparkan terdapat judul jilid Orde Baru dan Era Reformasi. Namun, sebelum judul Jilid Orde Baru, judul jilid yang dipaparkan adalah Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi.
Diuji Juni 2025
Fadli mengatakan 10 jilid buku sejarah Indonesia hasil penulisan ulang bakal dilakukan uji publik secara terbuka pada Juni atau Juli 2025 mendatang.
"Rencananya pada bulan bulan Juni atau Juli akan kita buka diskusi per tema dengan melibatkan dan memperdebatkan ini dari tempat tempat dari berbagai macam ahli," bebernya.
"Saya kira ini memang semacam uji publik dan saya kira di situ bisa kita lakukan," sambungnya.
Lebih lanjut, Fadli mengatakan saat ini proses penulisan ulang sejarah Indonesia terus dilakukan oleh para penulis sesuai dengan bidang mereka secara simultan. Ia mengatakan perkembangan proses penulisan ulang sejarah Indonesia tiap jilid saat ini beragam. Ada yang sudah selesai dan ada yang masih 50 persen.
"Ada (jilid) yang 70 persen ada (jilid) yang 100 persen itu perjuangan mempertahankan kemerdekaan," ujarnya.
Di sisi lain, Fadli berharap masyarakat sipil tak langsung memperdebatkan soal penulisan sejarah ulang Indonesia. Ia berharap masyarakat menunggu proses penulisan rampung.
"Tapi kan harus ditulis dulu kalau cuman kerangka yang kita perdebatkan itu seperti memperdebatkan pepesan kosong gitu ya jadi sejarahnya ditulis baru kita perdebatkan," jelas dia.
Berikut 10 jilid buku sejarah yang sedang digarap tim sejarawan yang direncanakan rampung pada Agustus 2025 dan akan diuji publik pada Juni 2025 mendatang:
- Sejarah Awal Nusantara
- Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
- Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
- Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
- Respons Terhadap Penjajahan
- Pergerakan Kebangsaan
- Perang Kemerdekaan Indonesia
- Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
- Orde Baru (1967-1998)
- Era Reformasi (1999-2024)