Trending

Monumen Bekicot Raksasa Ini Cuma Habiskan Rp 100 Juta, Netizen: Lebih Keren dari yang Miliaran!

Foto: Penampakan monumen atau patung bekicot di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang viral di media sosial. Dok Nett


RILISKALIMANTAN.COM, JATENG - Sebuah monumen berbentuk bekicot raksasa di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tengah viral di media sosial. Tak hanya karena bentuknya yang unik, monumen tersebut menarik perhatian publik karena pembangunannya diklaim menghabiskan anggaran kurang dari Rp 100 juta.

Camat Gabus, Purwanto, membenarkan bahwa dana pembangunan monumen tidak mencapai Rp 100 juta. Bahkan, menurutnya, dana tersebut juga mencakup kegiatan lain di luar pembuatan monumen.

“Biaya Rp 100 juta itu bukan hanya untuk pembuatan tugu saja, tapi juga untuk kegiatan lainnya. Untuk lebih jelasnya, bisa langsung menghubungi Kepala Desa Keyongan atau nanti akan saya carikan informasi lebih lanjut,” ujar Purwanto saat dikonfirmasi, Selasa (20/5/2025).

Monumen bekicot ini pun menuai berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang membandingkannya dengan monumen biawak di Kabupaten Wonosobo yang sempat viral beberapa waktu lalu. Kedua monumen itu sama-sama dibuat dengan biaya yang relatif kecil namun menghasilkan karya yang dinilai luar biasa.

Tak sedikit pula netizen yang menyindir pembangunan monumen di daerah lain yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah, namun hasilnya dianggap tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Video monumen bekicot ini telah menarik perhatian luas. Unggahan di akun Instagram @infogrobogan telah ditonton lebih dari 3 juta kali, sementara di TikTok melalui akun @infogrobogan_id, video tersebut telah ditonton lebih dari 15 juta kali.

Pembangunan monumen ini disebut tidak lepas dari sejarah dan identitas lokal. Nama "Keyongan" dipercaya berasal dari kata "keong", hewan yang menyerupai bekicot atau siput. Menurut cerita masyarakat, kawasan tersebut memiliki keterkaitan dengan perjalanan Sunan Kalijaga.

Konon, saat mencari kayu jati untuk pembangunan Masjid Demak, Sunan Kalijaga singgah di wilayah yang kini menjadi Desa Keyongan. Di sana, ia menemukan banyak keong atau siput air yang kemudian dianggap sebagai pertanda baik. Sejak saat itu, desa tersebut dinamai Keyongan.

Sumber: MuriaNews
Lebih baru Lebih lama