Trending

Banjarmasin Gelar Lomba Desain Sasirangan, Motif Terbaik Bakal Didaftarkan ke HAKI

TECHNICAL MEETING: Kepala Disperdagin, Ichrom Muftezar, saat memberikan arahan kepada peserta Lomba Desain Motif Sasirangan 2025 - Foto Dok Istimewa

RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Upaya serius untuk menjaga warisan budaya Banjar kembali digelar melalui Lomba Desain Motif Sasirangan 2025 yang diinisiasi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin. Sebanyak 31 peserta dari berbagai latar belakang akan beradu kreativitas dalam dua kategori pewarna: alami dan tekstil.

Kepala Disperdagin, Ichrom Muftezar, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak semata-mata soal menang atau kalah. Namun, menjadi bentuk perlindungan konkret terhadap kekayaan budaya lokal.

“Lomba ini bukan sekadar soal menang, tetapi soal siapa yang bisa menciptakan karya yang layak dikenang dan dilindungi secara hukum,” ujar Tezar, sapaan akrabnya, Jumat (2/5/2025).


Setiap desain yang lahir dari kompetisi ini akan difasilitasi untuk didaftarkan ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), sebagai langkah antisipatif terhadap klaim pihak luar.

“Tahun lalu, kami berhasil mendaftarkan 24 motif sasirangan ke HAKI. Tahun ini, kami menargetkan jumlah yang sama bisa menyusul,” ungkapnya.

Menurutnya, sasirangan bukan hanya sekadar kain dengan motif menarik, tetapi menyimpan makna filosofis yang dalam dan telah menjadi bagian dari sejarah masyarakat Banjar sejak zaman Kesultanan.

“Kami tidak ingin motif lokal yang unik ini diambil begitu saja oleh pihak luar tanpa izin,” tegasnya.

Tahun ini, lomba mengusung tema bebas agar para desainer muda bisa lebih leluasa mengekspresikan kreativitas mereka. Penjurian akan digelar pada 4 Mei, sementara grand final dijadwalkan pada 5 Mei.

“Kami ingin melihat bagaimana sasirangan bisa dikembangkan agar lebih relevan dan menarik bagi generasi muda,” ujar Tezar.

Ia juga berharap sasirangan bisa kembali digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua kalangan, bukan hanya sebatas seragam pegawai atau seremoni resmi.

“Kami ingin sasirangan tidak hanya dipakai oleh orang tua atau pegawai, tapi juga remaja dan pemuda. Ini adalah kain kita, identitas kita. Jangan sampai kita lupa, lalu orang asing yang justru mengakuinya,” pungkasnya.

Sekedar informasi, acara ini juga dihadiri Kabid Perindustrian Disperdagin, Yovi S. Rakhmatullah, penyuluh perdagangan dan perindustrian ahli muda, Bunga Wantisaliana, serta jajaran lainnya.

Penulis: Realita Nugraha 

Lebih baru Lebih lama