![]() |
PRESENTASI: Anggota BPBD Balangan saat memberikan edukasi penanggulangan bencana di SMPN 3 Paringin - Foto Dok Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balangan terus menggalakkan edukasi kebencanaan bagi pelajar. Salah satu bentuk nyata dari upaya ini adalah pelaksanaan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), yang kali ini digelar di SMPN 3 Paringin.
Program ini mencakup sosialisasi dan simulasi edukasi ramah anak terkait sekolah aman dan tangguh bencana. Melalui kegiatan ini, siswa diberikan pemahaman tentang langkah-langkah pencegahan, mitigasi, serta tindakan yang harus dilakukan dalam situasi darurat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Balangan, Jumaidil Hairi, melalui Penelaah Teknis Kebijakan, Rizky Rahmatillah menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan keterampilan dalam menghadapi bencana sejak dini.
"Tujuan kegiatan ini di antaranya adalah memberikan edukasi kebencanaan sejak dini kepada anak-anak, melatih mereka untuk melakukan tindakan pencegahan dan mitigasi bencana, serta menjadikan mereka bagian dari upaya penanggulangan bencana," ujarnya, Senin (17/2/2025).
Selain itu, program ini juga memberikan wawasan kepada anak-anak agar dapat membantu orang tua dalam menghadapi situasi bencana, baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian.
"Kami mengharapkan melalui kegiatan ini dapat meminimalisir korban bencana, terutama di lingkungan sekolah, serta membangun generasi yang tangguh dan siap menghadapi bencana," harapnya.
Dalam pelaksanaan program SPAB, para siswa tidak hanya mendapatkan penyuluhan tentang mitigasi bencana, tetapi juga berlatih melalui simulasi tanggap darurat, pelatihan evakuasi, serta pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
Langkah ini dinilai penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman. Dengan sistem pendidikan yang memperhatikan kesiapsiagaan dan manajemen risiko bencana, sekolah dapat menjadi tempat yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar, meskipun berada dalam wilayah rawan bencana.
"Implementasi program ini memerlukan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, namun manfaat jangka panjang yang dihasilkan sangatlah besar, yaitu generasi yang tangguh dan siap menghadapi bencana," pungkasnya.
Penulis: Mardiana