Trending

Pemerintah Pastikan Ketersediaan Beras dengan Impor 1 Juta Ton Sebelum Panen Raya

 

BERAS IMPOR: Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi -Foto dok finance.detik.com


RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Pemerintah masih melakukan impor beras untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) tahun 2024. Perum Bulog sebagai BUMN Pangan yang ditugaskan mengatakan sebanyak 1 juta ton beras impor akan masuk sebelum panen raya.

Sebanyak 1 juta ton itu merupakan gabungan kuota impor 2023 dan sebagian dari 2024. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan, awal tahun Bulog hampir menyelesaikan impor sebanyak 540 ribu ton yang menjadi sisa impor 2023.

"Desember Bulog melakukan lelang 540 ribu, hampir semuanya sudah masuk. Mungkin masih ada kurang lebih 100.000 atau 120.000 dalam perjalanan atau bongkar," kata dia kepada detikcom, dalam wawancara khusus, dikutip Selasa (13/2/2024).


Kemudian, Bulog telah menggunakan kuota impor 2024 itu sebanyak 500 ribu ton. Proses impor baru itu akan terus masuk ke Indonesia sebelum panen raya akhir Maret 2024.

"Kemarin Bulog melakukan lelang lagi 500.000 dan itu akan masuk perlahan-lahan Februari dan seterusnya. Yang akan masuk dari 540 ribu carry over dan 500 ribu kuota tahun ini," jelas dia.

Dengan begitu, sisa kuota impor di tahun ini masih tersisa 1,5 juta ton. Sebagai informasi, kuota impor beras 2024 sebanyak 2 juta ton.

Bayu mengatakan kuota itu bisa kapan saja digunakan jika diperlukan. Pihaknya akan memantau apakah panen raya yang akan terjadi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan cadangan beras pemerintah (CBP).

"Kita harus perhatikan juga kondisi panen, kalau ternyata panennya bagus kita serap dari dalam negeri, ya impornya kita hentikan dulu. Karena ini izin impornya kan 1 tahun. Jadi kita selalu perhatikan kondisi yang ada, jadi kalau ternyata kondisinya tidak sebagus yang kita bayangkan, harga nggak turun, malah cenderung naik, ya kita beli lagi," terang dia.

Bayu juga memastikan importasi ini tidak akan mengganggu panen raya yang akan dilakukan petani nanti. Ia mengatakan sejauh ini importasi yang dilakukan pemerintah tidak mengganggu harga di petani.

"Nyatanya sampai dengan hari ini, Bulog tahun lalu, impor begitu besarnya dan tahun ini besar, harganya tetap bertengger di Rp 7.500 sampai Rp 8.000 (per kg)," terang dia.

Menurut Bayu, ketika panen raya tetapi ada impor tentu saja harga akan berpengaruh. Namun, jika melihat harga saat ini yang sangat tinggi, maka menurutnya menjadi wajar jika ada penurunan ke level hampir mendekati harga acuan.

"Tetapi kalau sekarang sudah panen dari sekarang Rp 7.500 sampai Rp 8.000, kemudian turun misalnya ke Rp 7.000, itu masih wajar. Ya sudah," ucapnya.

"Jadi petani tidak usah terlalu khawatir, impor atau tidak impor itu nomor dua. Nomor satu itu adalah harganya petani terjaga atau tidak," tambahnya.

Sumber: finance.detik.com

Lebih baru Lebih lama
Pilkada-Kota-BJB