![]() |
| Ilustrasi, daya belia masyarakat menjelang khir tahun 2025 diprediksi meningkat. Foto-dok.perumperindo.co.id |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL — Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel berupaya menjadi stabil harga kebutuhan bahan pokok seiring tingginya permintaan masyarakat menjelang akhir tahun 2025.
“Tahun ini cukup padat, karena selain Natal dan Tahun Baru, kita juga akan menghadapi Haul sekitar tanggal 25 atau 28 Desember. Jadi, salah satu fokus kita adalah memastikan ketersediaan bahan pokok tetap terjaga,” ucap Kepala Disdag Kalsel, Ahmad Bagiawan di Banjarmasin, Rabu (5/10/2025).
Saat ini tak bisa dipungkiri sejumlah bahan pokok mulai mengalami kenaikan harga. Misalnya harga bawang merah pada pekan lalu di kisaran Rp30 ribu per kilogram, kini Rp38 ribu.
“Bahkan di beberapa daerah seperti Tanah Laut, Banjarbaru, dan Hulu Sungai Selatan sudah menembus Rp40 ribu per kilogram,” sebutnya.
Selain bawang merah, sejumlah komoditas lain juga mengalami kenaikan. Antara lain bawang putih rata-rata Rp33 ribu per kilogram, bawang prai Rp22 ribu per kilogra. Komoditas harga telur dan daging ayam juga turut merangkak naik.
Meski demikian, Gia sapaan akrab Kepala Disdag Kalsel, memastikan stok masih aman berkat adanya jadwal panen di beberapa wilayah Kalsel.
“Untuk beras premium dan medium masih aman karena terbantu dengan produksi lokal kita,” imbuhnya.
Sebagai langkah antisipatif, Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, telah menginstruksikan Dinas Perdagangan untuk menggelar operasi pasar selama sebulan penuh.
“Atas perintah Pak Gubernur, operasi pasar dimulai hari ini, 4 November, dan akan berlangsung sampai 4 Desember. Seluruh kabupaten/kota akan kami datangi,” ujarnya.
Dalam operasi pasar ini, pemerintah akan menjual sejumlah bahan pokok dengan harga di bawah pasar, seperti gula pasir Rp16 ribu per kilogram dan minyak goreng Rp15.700 per liter.
“Kita batasi pembelian, tidak boleh memborong. Misalnya, gula atau minyak goreng maksimal hanya bisa beli satu sampai dua kilo saja. Tujuannya supaya masyarakat lain juga bisa menikmati harga distributor,” tegasnya.
Gia juga mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tidak melakukan aksi borong yang justru akan memperparah kenaikan harga.
“Kami paham kebutuhan meningkat, apalagi dengan adanya kegiatan sosial seperti program makanan bergizi gratis dari pemerintah. Tapi masyarakat jangan panik, jangan memborong, karena itu akan berdampak pada yang lain dan membuat harga makin naik,” ujarnya.
Ia menambahkan, kenaikan harga masih dalam batas wajar dan diharapkan tidak berlanjut drastis menjelang akhir tahun.
“Mudah-mudahan tidak terlalu tinggi kenaikannya. Saat ini bawang merah di Banjarmasin saja naik sekitar Rp3 ribu dalam seminggu, dari Rp35 ribu menjadi Rp38 ribu. Kita pantau terus supaya tidak melonjak lebih jauh,”pungkasnya.
Sumber: Klik Kalsel

