![]() |
FESTIVAL BUDAYA: Camat Juai, Nanang Edwar, saat berhadir di Festival Budaya Mesiwah Pare Gumboh - Foto Dok Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Gelaran Festival Budaya Mesiwah Pare Gumboh (MPG) ke-7 di Desa Liyu-Gunung Riut, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan berlangsung meriah. Acara adat yang digelar selama tiga hari ini dihadiri langsung oleh Camat Juai, Nanang Edwar, yang mengapresiasi antusiasme warga serta dukungan berbagai pihak dalam memajukan tradisi lokal.
Ritual MPG merupakan bagian dari budaya masyarakat adat Dayak Deah yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menyuguhkan aneka kesenian tradisional seperti tarian, musik, permainan rakyat, hingga kuliner khas Dayak.
“MPG tahun ini jauh lebih semarak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pelibatan masyarakat dan pihak terkait juga semakin luas, menunjukkan semangat gotong royong yang luar biasa,” ujar Nanang Edwar saat membuka acara, Jumat (18/7/2025).
Ia menyebutkan bahwa sejak pertama kali digelar secara kolektif pada 2019, MPG telah menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam melestarikan budaya sekaligus memperkuat nilai-nilai kebersamaan.
Menurutnya, ritual ini bukan hanya warisan leluhur yang dijaga, tapi juga medium untuk membangun doa kolektif agar masyarakat diberi keselamatan, perlindungan, serta rezeki yang berlimpah.
MPG ke-7 ini terselenggara berkat kolaborasi antara masyarakat, Pemerintah Kabupaten Balangan, serta dukungan aktif dari PT Adaro Indonesia dan Yayasan Adaro Bangun Negeri. Berkat pembinaan sejak 2019, ritual yang dulunya bersifat personal kini berkembang menjadi perayaan bersama berbasis gotong royong.
Salah satu warga Dayak Desa Liyu, Budianto, mengungkapkan rasa terima kasih atas pendampingan yang telah diberikan oleh pihak Adaro.
“Dulu dilakukan masing-masing oleh keluarga. Sekarang bisa digelar bersama, lebih besar, lebih bermakna. Semua ini karena ada pembinaan dan pendampingan yang konsisten,” ujarnya.
Festival MPG kini bukan hanya menjadi agenda budaya lokal, tetapi juga potensi wisata budaya yang mulai menarik perhatian masyarakat luar daerah. Pemerintah setempat berharap tradisi ini terus berkembang menjadi bagian penting dari pembangunan berbasis kearifan lokal di Kabupaten Balangan.
Penulis: Mardiana