Trending

Dua Calon Jemaah Haji Asal Jember Alami Demensia di Asrama Haji Sukolilo

Foto: Jamaah Haji Asal Jember Alami Demensia, Histeris dan Minta Pulang. Foto Dok Nett


RILISKALIMANTAN, SURABAYA - Dua calon jemaah haji (CJH) dari Kloter 32 asal Jember mengalami gejala demensia setibanya di Asrama Haji Embarkasi Sukolilo (AHES) pada Sabtu (10/5/2025) Surabaya. 


Salah satu dari mereka saat ini dirawat di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Kedua jemaah tersebut adalah Achmad Sadin (90) dan Enjo Endin Parmo (70). 


Achmad Sadin diketahui tiba-tiba menunjukkan gejala demensia dan berusaha meninggalkan asrama sambil berteriak ingin pulang ke kampung halamannya di Tempurejo, Jember.


Sementara itu, Enjo Endin Parmo juga mengalami gangguan serupa. Ia menyatakan ingin kembali ke rumahnya di Jenggawah, Jember, karena merasa lupa memberi makan sapi peliharaannya dan hendak mencari rumput untuk ternaknya.


Ketua Tim Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, dr. Mochamad Gesta Robi Farmawan, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyampaikan bahwa satu jemaah kini tengah dirawat secara intensif di RS Jiwa Menur, sementara satu lainnya masih dalam penanganan di klinik Asrama Haji.


"Satu orang sekarang dirawat di RS Menur, satunya lagi masih kami tangani di klinik Asrama Haji," ujar dr. Gesta saat dikonfirmasi pada Minggu (11/5/2025).


Menurutnya, perubahan lingkungan dan kesulitan beradaptasi dapat memicu gangguan perilaku, khususnya pada jemaah lanjut usia. Oleh karena itu, tim medis terus memantau kondisi keduanya agar tetap stabil.


“Kondisi ini biasanya muncul akibat kecemasan yang tidak bisa dikendalikan. Jemaah kemudian mencari alasan agar bisa pulang,” jelasnya.


Dr. Gesta menambahkan, kasus demensia masih kerap terjadi meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan. Ia menekankan pentingnya pengawasan lebih ketat terhadap jemaah lansia.


Terkait pelaksanaan ibadah, dr. Gesta menyatakan bahwa jemaah dengan kondisi seperti ini diperbolehkan untuk membadalkan (mewakilkan) hajinya.


“Boleh saja hajinya dibadalkan kepada anaknya. Kasihan juga kalau tetap dipaksakan berangkat. Semoga ke depan ada regulasi khusus yang mengatur penanganan jemaah dengan gangguan daya ingat, demi menjaga aspek kemanusiaan,” pungkasnya.


Sumber: DetikJatim

 
Lebih baru Lebih lama