EDUKASI RAMADAN: RSD Idaman Banjarbaru gelar edukasi puasa untuk anak penderita diabetes -Foto dok RSD Idaman |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL - Puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang juga memiliki manfaat kesehatan. Namun, bagi anak dengan diabetes mellitus (DM) tipe 1, puasa bisa menjadi tantangan karena berisiko mempengaruhi kadar gula darah dan insulin dalam tubuh.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik, Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Kota Banjarbaru pada Sabtu (22/2/2025) menggelar kegiatan edukasi pra-Ramadan. Acara ini dibuka secara langsung oleh Direktur RSD Idaman, dr. Danny Indrawadhana, MMRS, dan menghadirkan dr. Indra Himawan, Sp.A(K), dokter spesialis anak yang juga mewakili program kemitraan publik dan swasta Changing Diabetes in Children (CDiC).
Menurut dr. Indra, anak dengan diabetes tipe 1 sebenarnya boleh berpuasa, tetapi dengan syarat-syarat tertentu dan harus berada di bawah pengawasan dokter.
"Anak dengan DM tipe 1 termasuk dalam kelompok berisiko jika berpuasa. Namun, mereka tetap bisa menjalankannya dengan tiga syarat utama," ujarnya.
Dr. Indra menjelaskan bahwa tiga syarat utama bagi anak dengan diabetes tipe 1 agar bisa berpuasa dengan aman, yaitu:
- Memiliki kendali metabolik yang baik, artinya kadar gula darah relatif stabil sebelum Ramadan.
- Mempunyai kewaspadaan terhadap hipoglikemia, yakni kesiapan untuk segera membatalkan puasa jika terjadi penurunan gula darah yang membahayakan.
- Bersedia membuat perencanaan nutrisi dan melakukan pemantauan gula darah, dengan pola makan yang terkontrol serta pemantauan kadar gula darah sesuai anjuran dokter.
Namun, tidak semua penderita diabetes disarankan untuk berpuasa. Dr. Indra menegaskan bahwa ada beberapa kondisi yang membuat anak dengan diabetes tidak dianjurkan berpuasa, di antaranya:
- Memiliki riwayat hipoglikemia berat.
- Pernah mengalami ketoasidosis diabetik (KAD) atau koma hiperglikemik hiperosmolar dalam tiga bulan terakhir sebelum Ramadan.
- Memiliki kadar HbA1c di atas 8%.
- Sedang mengalami demam, diare, muntah, hamil, atau menjalani dialisis.
Bagi anak yang memenuhi syarat untuk berpuasa, dr. Indra merekomendasikan lima langkah utama agar tetap aman selama Ramadan:
- Tetap menggunakan insulin dengan penyesuaian regimen sesuai arahan dokter.
- Mengatur pola makan dengan nutrisi seimbang, menghindari konsumsi karbohidrat sederhana dalam jumlah besar, serta memilih karbohidrat kompleks saat sahur.
- Memantau kadar gula darah (GDS) secara rutin. Puasa harus segera dibatalkan jika GDS kurang dari 70 mg/dL, lebih dari 300 mg/dL, atau lebih dari 250 mg/dL dengan keton positif.
- Menjaga aktivitas fisik dengan menghindari olahraga berat yang dapat memicu hipoglikemia.
- Edukasi dan pemantauan di rumah, termasuk memahami tanda-tanda kegawatan dan membuat rencana puasa secara individual bersama dokter.
Dr. Indra juga menambahkan bahwa pola makan selama Ramadan harus dijaga dengan baik, seperti tidak makan berlebihan saat berbuka, tidak melewatkan makan setelah tarawih, serta mengakhirkan sahur agar energi bertahan lebih lama.
Dengan pemantauan yang tepat dan konsultasi medis yang rutin, anak dengan diabetes tipe 1 tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan aman.
Sumber: RSD Idaman